JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUTIM- Pemerintah Kabupaten Kutim masih terus mengejar cakupan vaksinasi untuk seluruh masyarakat Kutim. Dari target 70 persen, hingga Selasa (7/12/2021) vaksinasi Covid-19 sudah tembus lebih dari diangka 68,3 persen yang mendapatkan suntikan dosis pertama maupun kedua. Untuk mencapai target Badan Intelijen Negara Kalimantan Timur (BINDA Kaltim) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kutim optimis pada akhir Desember mendatang jumlah presentase akan melebihi 70 persen.
Muhammad Yusuf, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kutim mengatakan capaian vaksinasi tersebut dicapai berkat usaha optimal dan gotong royong dengan semua pihak terutama TNI/Polri, pemerintah daerah, BUMN, dan pihak swasta yang turut membantu.
“Untuk mencapai 1 persen itu berat, dalam 1 hari kita harus memvaksin 3500 jiwa barulah bisa naik 1 persen, tapi kita optimis Desember ini capaian itu akan melebihi,” katanya.
Kalau dulu, lanjut Yusuf Kutim selalu berada dilevel bawah hal itu dikarenakan jumlah dosis vaksin yang sangat terbatas. Namun sekarang Kutim sudah berada di level menengah yang artinya stok vaksin di Kutim cukup banyak.
“Kami bersama tim kesehatan lainnya semangat, hanya bagaimana masyarakatnya saja lagi karena sekarang ini semakin susah. Contoh saja Ibukota Kutim yaitu Sangatta capaiannya tinggi padahal ketika dikoreksi melalui camat, desa, dan RT ternyata tidak sebanyak itu,” ucapnya.
Ia menambahkan, Dinkes pun akhirnya menyurati pihak camat, desa, dan RT agar mendata setiap warganya. Dengan klasifikasi vaksin tahap pertama berapa ?, Vaksin tahap kedua berapa ?, dan yang belum di vaksin berapa ?. Menurut Yusuf untuk P-care Sangatta Utara tinggi mencapai diatas 100 persen. Namun nyatanya capaian itu banyak datangnya dari kecamatan luar Sangatta Utara.
“Berdasarkan P-care Sangatta Utara tinggi, tapi itu bukan murni masyarakat sini tapi banyak datangnya dari Kecamatan Bengalon, Muara Wahau, Kongbeng dan lainnya mereka menggunakan P-care nya Sangatta Utara,” tandasnya.
M. Yusuf menegaskan vaksinasi tahap pertama tidak akan dibuka selama vaksin tahap kedua belum terpenuhi. Pasalnya tak sedikit masyarakat merasa cukup hanya dengan vaksin tahap pertama.
“Kalau vaksin tahap kedua selesai barulah yang tahap pertama kita buka kembali. Namun ada pengecualian untuk peserta lansia dan komorbid boleh ikut tahap pertama,” pungkasnya. (JK)