Imbas Normalisasi Sungai Panggul Jalur Penghubung Nyaris Ambruk
JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUKAR- Usai normalisasi Sungai Panggul Desa Santan Ulu Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara berimbas pada kerusakan jembatan yang nyaris ambruk. Jalur penghubung ini menjadi akses terdekat bagi puluhan kepala keluarga yang menghuni RT 13-14 Kampung Silkar.
Ironisnya, kerusakan jembatan itu sudah memakan waktu kurang lebih enam bulan lamanya. Pemerintah seakan abai akan suara rakyat yang mengeluhkan jalur mobilisasi sehari-hari mereka.
“Untuk mengatasi masalah banjirnya berhasil, dulu yang biasanya banjir sampai setinggi dada dewasa sekarang ya sudah tidak lagi. Tapi timbul masalah lain yaitu jembatan jadi rusak parah,” ucap Abdul Rohman, Kepala Dusun Wonorejo Desa Santan Ulu.
Lebih jauh dikatakan Rohman, jembatan yang terbuat dari kayu ini menjadi akses sehari-hari mulai dari anak sekolah, proses jual beli hasil pertanian, dan aktivitas lainnya.
“Ada jalan lain tapi masuk jalan tambang, jalur hauling tidak mungkin anak-anak sekolah lewat disana apalagi terlalu jauh dan sangat beresiko,” katanya.
Senada, salah satu warga RT 13 Kampung Silkar Ahmad Hadi Sucipto, pria yang tampak sudah berumur ini menjelaskan keresahan dirinya dan warga lainnya dimana setiap hari mereka masih menggunakan jembatan yang nyaris ambruk ini.
“Takut sebenarnya mau melintas apalagi malam hari sudah minim penerangan jembatan rusak parah begini tapi kami mau bagaimana lagi cuma itu jalur terdekat,” jelasnya.
Bahkan, kata Ahmad pernah salah satu warga sempat terjatuh saat melewati jembatan untungnya korban cepat ditolong sesama pelintas. “Sudah ada yang jatuh, apa nunggu korban lain lagi,” imbuhnya.
Ia meminta kepada Pemerintah Kukar agar segera memperbaiki jembatan agar tidak ada makan korban jika dibiarkan terlalu lama apalagi saat hujan turun arus sungai terbilang deras dan menimbulkan resiko kecelakaan tinggi.(JK)