AdvetorialBudayaKukarTerkini

“Ngenjong” Ritual Adat Kutai Santan Ulu Yang Mulai Terlupakan

JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUKAR- Ngenjong adalah tarian dalam ritual Bekenjong adat khas Suku Kutai yang mendiami pulau Kalimantan. Ngenjong, tarian yang biasa dilakukan oleh belian atau dukun untuk berkomunikasi dengan beberapa roh atau leluhur di air, tanah, dan langit. Sayangnya upacara Bekenjong sudah mulai terkikis oleh zaman dan sedikit terlupakan.

Saban, Ketua Pelaksana Upacara Bekenjong yang terletak di RT 01 Dusun Wira 2 Desa Santan Ulu Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara memaparkan dulunya upacara Bekenjong oleh suku Kutai bisanya untuk mengobati orang sakit. Dari sisi lain Bekenjong ialah sebagai identitas suku Kutai.

“Namun semakin kesini ritual adat mulai pudar, faktornya karena kurangnya dukungan dari pemerintah daerah selama ini, bahkan ritual Bekenjong ini pernah tidak diadakan, padahal seharusnya ini diperhatikan, didukung sebab dusun ini merupakan Kampung Kutai tertua,” paparnya usai acara.

Bekenjong, tegasnya. Sebuah tradisi yang tak mungkin ditinggalkan, menurut kepercayaan suku Kutai Bekenjong adalah sebagai tolak bala dan memberikan saji-sajian kepada para leluhur atas syukur nikmat yang dirasakan warga juga sebagai sarana pengobatan tradisional suku Kutai.

Dalam ritual Bekenjong sebenarnya tak hanya sekadar prosesi pengobatan semata. Tapi, di dalamnya terkandung sebuah ikatan sosial, yang menjadi perekat nilai kebersamaan di antara masyarakat suku Kutai. Meski secara keagamaan mereka telah menganut agama Islam namun kepercayaan adat terhadap leluhur masih tetap dipegang teguh.

“Meskipun kurang mendapatkan dukungan dan perhatian dari Pemkab Kukar namun ritual ini tetap kita laksanakan meskipun seadanya. Sejauh ini hanya pemerintah desa yang peduli akan keberadaan ritual kami. Kami ingin Pemkab Kukar, Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata melihat dari sisi kami,” pungkasnya.

Senada, Misrani Kepala Adat Kutai Santan Ulu menyebutkan selama ini ritual Bekenjong dilakukan secara swadaya. Ia pun meminta Pemkab Kukar jangan hanya fokus disatu tempat sementara dilain wadah ada banyak masyarakat yang ingin melestarikan kebudayaan asli Kutai.

“Kita ini Kutai Menamang Muda nama asal kampungnya. Lihatlah juga kami disini, setiap ada kegiatan adat kita kendalanya di dana dan dana selama ini mengandalkan swadaya masyarakat. Sementara ini potensi wisata yang akan menambah PAD kedepannya jika kita di perhatikan dan didukung,” tutupnya.(Jk)

Editor

Menyajikan berita yang aktual dan terpercaya

Related Articles

Back to top button