Nilai Produksi Hasil Perikanan Kutim Susut Pada Tahun 2020, Hasil Tambak Paling Parah
JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUTIM-
Pada tahun 2019 sebenarnya geliat nilai produksi hasil perikanan di Kabupaten Kutai Timur meningkat. Namun hal itu berbanding terbalik pada tahun 2020 yang mengalami susut dari angka Rp. 325,287,000 pada tahun 2019, dan menyusut ditahun 2020 menjadi Rp. 217,543,959 ribu atau 10,7 persen.
“Penyusutan yang terjadi selama tahun 2020 ada di rumah tangga perikanan, produksi hasil perikanan, nilai produksi hasil perikanan, perahu/kapal penangkap ikan laut, dan alat penangkap,” jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutim, Ayub.
Ia pun menyampaikan, nilai produksi hasil perikanan Kutim untuk perikanan laut dari angka Rp. 152,580 ribu ditahun 2019 menjadi 151,082,278 ribu pada tahun 2020, untuk perikanan perairan umum dari Rp.36 juta menyusut ke angka Rp. 24,420,881 ribu, disusul dengan hasil tambak yang susut drastis dari Rp.27.600 ribu menjadi Rp.765 ribu.
Kemudian ada, hasil kolam yang sebelumnya Rp.38.520 ribu menjadi Rp.12.383 ribu, lalu hasil budidaya pantai sawah Rp.41.670 ribu menjadi Rp.21.743 ribu. Sementara hasil rumput laut pun mengalami penurunan signifikan dari Rp.23,247 ribu menjadi Rp.2.049.300 pada tahun 2020.
Pun demikian dengan hasil jaring apung tawar dari angka Rp.1.050.000 menjadi Rp.450 ribu, dan jaring tancap tawar yang sebelumnya Rp. 2.100 ribu menjadi Rp. 600 ribu.
“Yang meningkat hanya hasil keramba dari Rp.2.520 ribu menjadi Rp.4.050 ribu ditahun 2020,” imbuhnya.
Lalu, untuk banyaknya perahu/kapal penangkap ikan laut dari angka 4.352 unit ditahun 2020 hanya tersisa 2.759 unit, dan alat penangkap ikan laut yang tadinya ditahun 2019 ada 11.509 unit hanya tersisa 11.080 unit.
“Hal itu penurunan trasnportasi, karena banyak kerusakan dan pendataan ulang serta sarana alat tangkap ikan banyak mengalami kerusakan juga,” jelasnya.(ADV/JK)