Penerapan “Kaltim Steril” Bagai Simalakama Bagi Industri Pariwisata
JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID KUTIM-
Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) DPC Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad
mengatakan penerapan “Kaltim Steril” bagaikan buah simalakama, bagaimana tidak. Sektor pariwisata yang menjadi tumpuan untuk pendapatan asli daerah (PAD) kian merosot.
Tak hanya itu, hal demikian pun berdampak pada pengusaha mikro seperti pedagang, misalnya. Para pedagang tentu dapat meraup keuntungan dari hasil kunjungan para wisatawan yang bertandang ke tempat wisata.
Dengan demikian, pria yang karib disapa Daeng Lompo meminta agar pemerintah mengkaji ulang aturan tersebut. Mencarikan solusi agar para pelaku usaha tidak lumpuh dimasa pandemi.
“Perputaran ekonomi untuk sektor pariwisata ya pada weekend, Sabtu-Minggu. Jika itu dibatasi atau ditiadakan tentunya akan berdampak negatif bagi para pelaku usaha. Ada baiknya dikaji berikan kita solusi agar tidak stagnan bahkan merosot pendapatan ini,” ujarnya saat dikonfirmasi. Minggu (21/2/2021).
Namun pada intinya, Ahmad menegaskan mendukung upaya pemerintah bersama-sama memutus mata rantai Covid-19 agar pandemi segera berlalu. Namun sekiranya asa kebijakan yang dapat diberikan pemerintah agar perputaran ekonomi kecil tetap berjalan.
“Dipatuhi sakit, tak dipatuhi salah. Ya seperti maju kena mundur kena. Tapi tetap kita ikuti aturan yang sudah dikeluarkan itu,” imbuhnya.
Sebelum penerapan Kaltim Steril kata dia, setidaknya ada ratusan para pelaku usaha mikro yang bergantung pada tempat wisata yang ia miliki. Seperti warung makan, transportasi laut, penyewaan alat outdoor untuk kemping serta lainnya. Semenjak adanya aturan demikian mereka pun akhirnya seperti hilang arah.
“Sekarang ini lebih dari 100 orang menaruh harapan kepada pariwisata ini. warung makan misalnya ada 34 orang, 10 kapten kapal, tempat peminjaman hammock, tikar, terpal dan tenda itu berbeda-beda orangnya. Mereka hanya bergantung harapan untuk membeli beras disini, tidak ada pekerjaan lain,” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya menyebutkan bahwa pariwisata yang ada di Kukar kini sudah mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah bahkan mendapatkan standar Sertifikat Cleaning, Health, Safety, Environment
(CHSE).(Jk)