KutimTerkiniWisata dan Kuliner

Prevab Mentoko Kutim hanya dibuka untuk Kepentingan Tertentu

JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUTIM- Prevab Mentoko adalah kawasan konservasi orangutan Kalimantan dan beberapa flora-fauna endemik khas Kalimantan dibawah naungan Balai Taman Nasional Kutai (TNK). Tempat ini sangat dilindungi sejak dulu itulah sebabnya mengapa Prevab Mentoko hanya dibuka untuk kepentingan tertentu saja. Seperti penelitian orangutan Universitas Kyoto Jepang.

Disini para pengunjung akan diantar atau didampingi guide, menjelajah hutan tropis dengan kanopi pohon yang tinggi untuk mengamati tingkah laku alami orangutan liar di habitat aslinya.
Prevab Mentoko juga salah satu kawasan dengan TNK Sangkima didalamnya pun terdapat pohon Ulin raksasa berumur 1.000 tahun berdiameter 2,47 meter.

Kepala Balai TNK Persada Agussetia Sitepu menegaskan Prevab Mentoko memanglah arahnya bukan untuk miss tourism karena memang basic-nya adalah sebagai pusat penelitian dan nilai penelitian hal itulah yang tidak boleh sampai rusak.

“Yang kita bangun disini adalah ekowisata nya dalam artian pengunjung datang masuk menjadi bagian dari ekosistem disini, pengunjung harus berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam,” tegasnya.

Menurutnya, para pengunjung yang hendak ke Prevab dapat menyebutkan tujuan kedatangannya ke Prevab untuk apa, berapa orang. Apakah ingin susur sungai, atau hanya sekedar datang foto-foto, buang sampah lalu pulang. Nantinya akan ada pemandu dari masyarakat yang akan mengantarkan para pengunjung.

“Jadi sebelum mereka kesini kita perlu tahu dulu apa tujuannya. Ingin ekowisata atau meeting conference (Mice) yang melibatkan banyak orang dengan nuansa alam seperti di Bali dan Bajo yang ditambah dengan guideng kelapangan melihat orangutan, endemik lainnya, atau susur sungai,” jelasnya.

Disini juga terdapat resort yang dikelola oleh kelompok masyarakat sekitar dengan konsep tinggal bersama masyarakat, makan makanan olahan masyarakat, dan belajar pengetahuan alam dari masyarakat itulah yang disebut dengan ekowisata. Untuk kamar diterangkan memang terbatas. Dengan begitu nilai ekowisata akan tinggi baik sisi ekonomi maupun kualitas.

“Kalau dibuka untuk umum yang kita dapat hanya receh istilahnya ya tetapi sampah yang mereka buat akan berpengaruh pada satwa dan merusak keasrian serta nilai penelitian itu,” pungkasnya. (JK)

Editor

Menyajikan berita yang aktual dan terpercaya

Related Articles

Back to top button
error: Content is protected !!