JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID,KUTAI TIMUR – Untuk mengklarifikasi temuan dan aduan masyarakat perihal isi dalam paket bantuan sosial (Bansos) terdapat beras tak layak konsumsi dikarenakan berkutu dan berbau apek Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kutim Jamiatulkhair Daik berikan penjelasan. Dengan harapan duduk persoalan tidak simpang siur sekaligus memastikan bahwa desa lain tidak ada yang turut kebagian.
“Bantuan beras itu dari Pemkab Kutim, Dinsos yang menyalurkan. Beras itu memang beras bulog ada sekira 89 ton namun tidak semuanya beras itu tak layak,” jelas pria yang karib di sapa Jami. Rabu (6/4/2022).
Jami mengaku untuk daerah atau RT lainnya hampir semua tidak ada keluhan, padahal paket sembako yang dibagikan pun sama yakni beras bulog lima kilogram, mie instan 10 bungkus, dan sarden dua kaleng.
“Banyak yang menghubungi saya termasuk RT dari wilayah lain mereka mengaku beras nya bagus saja, tidak berbau dan tidak berkutu, bahkan banyak yang mengucapkan terima kasih atas bantuan ini,” imbuhnya.
Namun Jami tak menampik perihal temuan beras tak layak konsumsi itu, ia mengaku bahwa ini baru pertama kalinya Pemkab Kutim melalui Dinsos Kutim menyalurkan bantuan berupa beras bulog dengan kualitas medium. Biasanya bantuan yang diberikan ialah beras dengan kualitas premium.
“Tapi tidak semua wilayah dapat beras itu, kami memohon maaf kepada masyarakat atas kelalaian ini,” pungkasnya.
Jami memaparkan bantuan beras itu berasal dari Bulog pun demikian dengan pengantarannya juga dari pihak Bulog. Beras yang diterima kurang lebih 89 ton, pengantaran dibagi dalam tiga tahap, tahap satu, dua, dan tiga.
“Kami (Dinsos) sudah menghubungi kepala Bulog apakah beras itu layak di konsumsi, jawabnya layak. Lalu kami tanyakan soal beras yang berkutu dan berbau itu, pihak sana mengaku bahwa tidak semua berasnya rusak atau tak layak hanya ada beberapa karung saja” paparnya.
Adanya hal ini, menurut Jami akan menjadi pembelajaran untuk Dinsos kedepannya agar hal serupa tidak kembali terjadi.
“Kalau ada bencana lagi jangan lagi lah diberikan beras Bulog, beras premium lah. Itulah upaya kami kedepannya,” tegasnya.
Terkait pengumpulan fotokopi kartu keluarga pada saat mengambil paket sembako, Jami mengaku bukan permintaan dari Dinsos, “Kalau untuk kumpul KK memang ada tetapi pada saat ambil sembako Dinsos tidak ada menyarankan itu, mungkin itu hanya aturan dari RT saja,” tandasnya. (JK)