AdvetorialBudidayaKutimTerkini

Mandi Safar Tradisi Warga Teluk Singkama Kutim

JEJAK KHATULISTIWA.CO.ID, KUTIM – Mandi Safar merupakan Tradisi yang jatuh dibulan Oktober setiap Tahunnya, ini menjadi waktu yang ditunggu oleh masyarakat Desa Teluk Singkama Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur.

Mandi safar yang hanya terjadi di bulan safar ini menjadi momen yang dinantikan masyarakat setempat. Tradisi turun temurun yang dipercaya sebagai penolak bala itu selalu digelar setiap Tahunnya.

“Tahun ini tetap dilaksanakan tradisi mandi safar itu namun terbatas, warga dari luar Teluk Sangkima tidak boleh masuk mengingat pandemi Covid-19 masih belum hilang,” ucap Camat Sangatta Selatan Hasdiah saat dihubungi melalui sambungan seluler

Selain itu tradisi ini dilakukan di setiap awal bulan Safar dalam penanggalan bulan Islam atau tahun Hijriyah dilaksanakan di Pantai Pasir Putih atau muara pantai yang berhadapan langsung dengan Teluk Singkama.

Ritual itu diawali doa bersama di tepi Pantai Pasir Putih. Kemudian ritual itu dilanjutkan dengan mandi massal.

“Dalam ritual itu, imam dan tokoh adat setempat akan memercikan air menggunakan janur kuning kepada warga lalu dimulailah rangkaian kegiatan lainnya,” pungkasnya.

Selain tradisi mandi safar ada juga tradisi lainnya. Seperti Massorong Walasuji yaitu menghanyutkan sajian makanan yang terbuat dari bambu sebagai persembahan kepada leluhurnya.

Masyarakat di Desa Teluk Singkama meyakini bahwa dengan melaksanakan ritual massorong walasuji segala bencana dan wabah penyakit yang akan menimpa mereka akan hanyut dan hilang terbawa arus air laut.

Tradisi ritual ini juga merupakan ajang silaturahmi antar masyarakat, baik yang bertempat tinggal di Desa Teluk Sangkima maupun yang dari perantauan.

Editor

Menyajikan berita yang aktual dan terpercaya

Related Articles

Back to top button
error: Content is protected !!