Jejak Khatulistiwa – Calon wakil bupati (Cawabup) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), nomor dua dari pasangan calon (Paslon), Awang Ferdian Ishak – Uce Prasetyo (AFI-UCE) menyebutkan dalam menghadapi politik dibutuhkan strategi jitu. Strategi yang digunakan janganlah pakai cara lama seperti ‘merdeka atau mati’.
Zaman sekarang itu konsepnya harus diubah, yaitu ‘berbeda atau mati’ itulah strategi utama. Tidak semata-mata hanya mengandalkan modal yang besar saja.
“Jika tak ada perbedaan dalam politik lebih baik mati saja. Kenapa ? Karena jika tidak ada perbedaan maka lambat laut akan mati dengan sendirinya tergerus oleh waktu. Apapun bidangnya itu harus berbeda tidak bisa disamakan,” ujar Uce, Jumat (5/12/2020) malam.
Lebih lanjut dikatakan, tentang ‘money politics’ bukanlah tentang ada uang atau tidaknya, namun itu apakah tepat atau tidak dimasa seperti ini. Soal saling adu biarlah itu terjadi. Sebab tidak ada istilah gajah lawan gajah akan menang.
“Kita jangan sampai tergiur untuk ikut dalam politik uang, hubungan kita ini adalah hubungan politik harapannya kita menang untuk mensejahterakan semua. Nomor dua hadir untuk mendamaikan semuanya karena Kutim ini kultural berbagai macam suku yang mayoritasnya pendatang dan ini tak boleh terpecah belah,” tambahnya.
Lebih lanjut, jika ada yang mengambil konsep menang ambil semua yang lain disingkirkan maka itu cepat atau lambat itu akan menjadi potensi perpecahan seperti bom waktu dan semua akan merasakan imbasnya.
“Nomor dua hadir untuk mencegah permasalahan sosial itu. Kita tak ingin ada perbedaan kalah atau menang itu hal biasa. Hubungan politik ini tak hanya sekedar itu namun lebih seperti kekeluargaan, kebersamaan, persatuan tanpa perbedaan suku,ras maupun agama,” pungkasnya.
Antara uang dan program mana yang akan menang. Semua boleh banyak uangnya, nomor dua cukup gunakan strategi program saja. Uang bisa memecah belah yang bersaudara kandung saja bisa jadi musuh. Namun dengan program akan menyatukan semuanya. (JK)