
Jejak Khatulistiwa – Belakangan ini masyarakat Kutai Timur (Kutim) sedang dihebohkan dengan adanya temuan “Money Politic” alias politik uang. Sejak dulu politik uang selalu kental dengan urusan kampanye apalagi menjelang hari H.
Politik uang dianggap hal jitu karena dengan memberi uang itu maka paslon tersebut akan terpilih.
Kenyataan politik kotor itu hanya akan melahirkan pemimpin yang zalim. Hal itulah yang ditegaskan oleh Juru Bicara Gerdabangagri jilid ll dari pasangan calon Awang Ferdian Ishak dan Uce Prasetyo (AFI-UCE), Bachmid Wijaya. Jumat (4/12/2020).
“Kenapa saya sebut zalim, karena bilamana paslon terpilih dari hal yang curang maka dikemudian hari saat ia memimpin maka ia akan meraup sebanyak-banyaknya keuntungan dari rakyat. Memakan hak rakyat untuk mengganti modal yang telah ia keluarkan pada masa money politik,” ungkap pria yang akrab disapa Bams.
Sejak awal paslon AFI-UCE sama sekali tidak menginginkan adanya money politik. Paslon ini pun menegaskan kepada para pendukung agar menolak politik uang.
“Kita tidak ingin mengotori kepemimpinan AFI-UCE dengan cara memberikan uang kepada masyarakat. Itu hal yang menjijikan dan akan melahirkan pemimpin yang kejam pula nantinya,” tandasnya.
Ia meminta kepada para pendukung agar menciptakan pilkada yang sehat dan transparan.(fitri)