
JEJAKKHATULISTIWA. CO. ID, KUTIM – Imran Amir mulai membidik peluang bisnis jalangkote sejak pertengahan 2021. Berbekal kejeliannya Imran pun meraup pundi-pundi rupiah. Jalangkote, terdiri dari “Jalang” yang artinya jalan dan “Kote” berarti teriak. Dulunya jajanan khas Kota Makassar ini di jajakan oleh anak kecil yang berjualan keliling dari rumah ke rumah sambil berjalan kaki dan meneriakan hasil dagangannya.
Kini jajanan serupa pastel itu mulai digandrungi dengan harga ekonomis cocok dijadikan makanan ringan berteman dengan secangkir teh ataupun kopi. Meski di sibukkan dengan pekerjaan utamanya sebagai jurnalis pria yang berusia 44 tahun ini tetap meluangkan waktunya untuk mendukung dan membantu usaha yang ia rintis bersama istri tercintanya. Melalui media sosial Imran dan Hasmawati menawarkan jajanannya, dengan cita rasa yang gurih berisikan cincangan ubi, mie telur rebus, wortel, dan lainnya.
Pria yang memiliki selera humor tinggi ini menambahkan, kunci kenikmatan jalangkotenya terletak pada keistimewaan sambalnya. Sambal jalangkote terbuat dari cuka, kaldu, bawang putih, cabai dan gula. Paduan jalangkote dan sambalnya itu menjadi kudapan terfavorit dikalangan pecinta gorengan.
Sembari duduk santai dengan menikmati secangkir kopi pahitnya, Imran menceritakan sedikit tentang pengalaman hidupnya. Imran Amir yang dulunya karyawan perusahaan di Kota Makassar akhirnya memutuskan bermigrasi ke Kota Batu Bara Sangatta sejak awal 2010.
Bermula pada pertengahan 2010, pria tiga orang anak ini mulai menggeluti dunia jurnalistik dari ajakan temannya dan mengawali karirnya sebagai penulis majalah. Imran pun pandai memanfaatkan situasi di Kutai Timur yang pada saat itu belum memahami tentang pemublikasian, ia memutuskan untuk membuka situs berita online pada April 2011.
Lanjut pria kelahiran Makassar ini, dunia jurnalis penuh dengan tantangan. Ketertarikannya dengan koresponden kuli tinta membuat ia bersemangat menyelami statusnya sebagai pewarta, bertemu dengan orang baru menjadikan dirinya penuh dengan pengalaman baru pula.
Meskipun pernah mendapatkan penolakan di beberapa instansi pada 2011-2012 namun tak menyurutkan semangat Imran. Dirinya menjadi yang pertama mendirikan media online pada masa itu. Besutan hasil karyanya mulai dilirik pada 2014, saat itu Imran tengah gencar-gencarnya memberitakan hal menarik tentang Israan Noor.
Sejak kejadian itu, Imran yang pertama kali membawa media online ke Kutim akhirnya menjadi pilihan tepat bagi instansi. Berkat kepiawaiannya dalam mengolah tulisan menjadi informasi yang menarik kini keberadaan media online dianggap menjadi kebutuhan bagi pemerintahan.
Kini Imran atau lebih dikenal Imran Amir Al Makassary mengaku sangat mencintai profesinya saat ini, menjadi juru berita dan seorang pengusaha jajanan khas Kota Makassar. (JK)