AdvetorialBudayaKutimTerkini

Tradisi Bekenjong Kutim Jadi Literasi Budaya Tak Benda

JEJAKKHATULISTIWA.CO.ID, KUTAI TIMUR- Bekenjong sudah dinobatkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) 2021 dari Direktorat Kebudayaan Riset dan Tekhnologi (Kemendibudristek). Bekenjong atau ngenjong merupakan literasi budaya untuk memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Identitas kebudayaan asli bangsa Indonesia.

Ngenjong adalah tarian dalam ritual Bekenjong adat Suku Kutai yang mendiami pulau Kalimantan. Ngenjong, tarian yang biasa dilakukan oleh belian atau dukun untuk berkomunikasi dengan beberapa roh atau leluhur di air, tanah, dan langit.

Dalam ritual Bekenjong sebenarnya tak hanya sekadar prosesi pengobatan semata. Tapi, di dalamnya terkandung sebuah ikatan sosial, yang menjadi perekat nilai kebersamaan di antara masyarakat suku Kutai. Meski secara keagamaan mereka telah menganut agama Islam namun kepercayaan adat terhadap leluhur masih tetap dipegang teguh.

Kepala Bidang Kesenian Tradisi, dan Perfilman Dinas Kebudayaan Kutim, Hendra Ekayana, ST.,MT mengatakan beberapa waktu lalu Pemkab Kutai Timur menerima penghargaan yang ditetapkan Ditjen Kebudayaan bersama 289 warisan budaya tak benda lainnya yang ada di 28 provinsi pada 2021 lalu. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kutim tentunya.

“Pembinaan kebudayaan lokal harus tetap menjadi prioritas utama dan dengan keberagaman budaya yang ada harus menjadi kunci utama memajukan Kutai Timur. Dinas Kebudayaan siap mewujudkan visi Kutai Timur yaitu menata Kutai Timur sejahtera untuk semua yang berkesesuaian dengan misi pertama yaitu mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan bersatu,” katanya.

Dijelaskannya, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia 2021 ialah Bekenjong diyakini sebagai media pengobatan yang dipercaya masyarakat Suku Kutai di desa Kelinjau Ilir, Kecamatan Muara Ancalong, Kutim, Kalimantan Timur. Sedangkan Tari Ngenjong, yakni media gerak dalam keadaan trance sebagai sarana komunikasi kepada orang di atas, orang di tanah, dan orang di air.

Hendra Ekayana juga kembali mengingatkan pada HUT ke 18 Kabupaten Kutim pada 2017 lalu yang dimeriahkan dengan Tarian Jepen Begenjoh diikuti sebanyak 4,576 penari dengan kostum dominan hijau.

Tarian Jepen Bagenjoh yang melibatkan ribuan orang menari di Halaman Kantor Bupati Kutim itu mencatatkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Perwakilan MURI, Sri Widayati memberikan piagam penghargaan ke Bupati Kutim Ismunandar pada waktu itu setelah menyaksikan penampilan pemecahan rekor penari dalam jumlah terbanyak. (advJK)

Editor

Menyajikan berita yang aktual dan terpercaya

Related Articles

Back to top button
error: Content is protected !!